Apa itu PCOS?

Polycystic Ovarian Syndrome(PCOS) atau yang juga disebut sebagai hiperandrogenik anovulasi (HA), atau sindrom Stein-Leventhal, adalah salah satu gangguan sistem endokrin yang paling umum yang memengaruhi wanita dalam usia reproduksiSkrining sistematis wanita berdasarkan kriteria diagnostik National Institutes of Health (NIH) memperkirakan bahwa 4–10% wanita usia reproduksi menderita PCOS. PCOS adalah sindrom seumur hidup, bermanifestasi sejak usia prenatal. Bahkan, menurut kriteria diagnostik Rotterdam, prevalensi PCOS pada remaja bervariasi antara minimal 3% dan maksimum 26%.

PCOS adalah kondisi kompleks yang ditandai dengan peningkatan kadar androgen, ketidakteraturan menstruasi, dan/atau kista kecil pada satu atau kedua ovarium. Gangguan tersebut dapat berupa morfologis (ovarium polikistik) atau sebagian besar bersifat biokimiawi (hiperandrogenemia). Hiperandrogenisme, ciri klinis PCOS, dapat menyebabkan penghambatan perkembangan folikel, mikrokista pada ovarium, anovulasi, dan perubahan menstruasi.

Pathogenesis PCOS adalah terjadi ketidakseimbangan antara rasio LH:FSH dan resisten insulin serta keberadaan hormon androgen yang tinggi di dalam sirkulasi. Resistensi insulin merupakan hasil dari pemanfaatan insulin jaringan yang tidak memadai untuk metabolisme glukosa. Meskipun mekanisme pasti belum bisa dijelaskan, faktor genetik, intra dan ekstra uterus dan adaptasi terhadap konsumsi bahan makanan berenergi tinggi dianggap sebagai faktor yang menyebabkan resistensi insulin pada PCOS. 

Penegakkan diagnosis PCOS menggunakan kriteria Rotterdam oleh European Society for Human Reproduction and Embryology (ESHRE) dan American Society for Reproductive Medicine(ASRM) pada tahun 2003 didasarkan pada setidaknya dua dari tiga kriteria utama:

 (1) oligo/anovulasi, 
(2) tanda-tanda klinis atau biokimiawi dari hiperandrogenisme, dan 
(3) polikistik ovarium (sebagaimana diidentifikasi dengan ultrasonografi), dan juga eksklusi gangguan kelebihan androgen lainnya.

Kriteria sonografi untuk ovarium polikistik dari konferensi Rotterdam 2003 mencakup : 12 kista kecil (diameter 2-9 mm) atau volume ovarium yang meningkat (10 mL) atau keduanya. 
Seringkali ada peningkatan jumlah stroma relatif terhadap jumlah folikelHanya satu ovarium dengan temuan ini cukup untuk menegakkan diagnosa PCOS. Namun, kriteria tidak berlaku untuk wanita yang menggunakan pil kontrasepsi oral kombinasi.

Gejala pada PCOS bervariasi, yaitu :

1. Disfungsi mentruasi,

Dapat berupa amenore (tidak adanya menstruasi selama 3 bulan atau lebih berturut-turut) hingga oligomenorea (kurang dari delapan periode menstruasi dalam 1 tahun) hingga menometrorrhagia episodik (perdarahan yang banyak secara tiba2) dengan anemia. Pada banyak wanita dengan PCOS, amenore dan oligomenore terjadi akibat anovulasi. 

2. Hiperandrogenisme,

Kondisi ini biasanya dimanifestasikan secara klinis oleh hirsutisme, jerawat, dan/atau alopesia androgenik. Pada wanita, hirsutisme didefinisikan sebagai rambut terminal kasar, gelap, dan terdistribusidalam pola pria. Sindrom ovarium polikistik menyumbang 70 hingga 80 persen dari kasus hirsutisme. Jerawat yang sangat persisten atau onset lambat harus dipikirkan suatu bagian dari PCOS. Prevalensi jerawat pada wanita dengan PCOS tidak diketahui, meskipun satu penelitian menemukan bahwa 50 persen remaja dengan PCOS memiliki jerawat sedang. Alopesia androgenik wanita adalah temuan yang kurang umum pada wanita dengan PCOS. Kerontokan rambut berlangsung lambat dan ditandai dengan penipisan difus di mahkota dengan mempertahankan garis rambut frontal atau dengan resesi bitemporal.

3. Disfungsi Endokrin Lain

 Disfungsi endokrin ini termasuk didalamnya: resistensi insuln, achantosis nigricans, Intoleransi Glukosa dan DM tipe II, Sindrom metabolik dan penyakit cardiovascular, obstructive sleep apnea, neoplasma endometrium. Achantosis nigricans adalah kondisi kulit ini ditandai oleh plak beludru abu-abu yang menebal yang terlihat di daerah-daerah lentur seperti bagian belakang leher, aksila, lipatan di bawah payudara, pinggang, dan selangkangan. 

4. Infertilitas,

Infertilitas atau subfertilitas adalah keluhan yang sering pada wanita dengan PCOS sebagai hasil dari siklus anovulasi. Selain itu, pada wanita dengan infertilitas sekunder karena anovulasi, PCOS adalah penyebab paling umum dan menyumbang 80 hingga 90 persen kasus

Tatalaksana
Pilihan pengobatan untuk setiap gejala PCOS tergantung pada tujuan wanita dan tingkat keparahan disfungsi endokrin. Dengan demikian, wanita anovulasi yang menginginkan kehamilan akan menjalani perawatan yang sangat berbeda dari remaja dengan ketidakteraturan menstruasi dan jerawat. Pasien sering mencari pengobatan untuk keluhan tunggal dan mungkin melihat berbagai spesialis dari dokter kulit, ahli gizi, ahli estetika, dan ahli endokrin sebelum dievaluasi oleh dokter kandungan.

Komentar

  1. VR Skiing in Virtual Reality - Konicasino 우리카지노 우리카지노 온라인카지노 온라인카지노 28Jackpot Wheel No Deposit Bonus Code 2021 > - Gold

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Serba Serbi Keputihan

Bayi Berat Lahir Rendah

Preeklampsia